MENGENAL MADU 4

Mengenal Madu 4


Bagaimana modus pemalsuan madu?
Pemalsuan jumlah.
Pemalsuan ini pada intinya adalah meningkatkan jumlah madu “asli” dengan ditambah madu “palsu” atau bahan lain, seperti fruktosa sintetis, glukosa sintetis, syirup dll. Contoh kasus: 20% bagian madu asli lalu ditambah gula sintetis 80% bagian, jadilah madu palsu. Pemalsuan madu seperti ini yang banyak beredar

Pemalsuan mutu.
Kadar air mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu madu, dimana semakin rendah kadar air madu, maka akan semakin baik mutunya, demikian pula sebaliknya. Pemalsu madu mempunyai madu dengan kadar air tinggi (encer sekali) kemudian kadar air diturunkan dengan pemanasan suhu tinggi. Dengan pemanasan, madu menjadi lebih kental. Tapi dengan pemanasan, madu encer tersebut yang kandungan gizinya telah banyak rusak secara alami oleh fermentasi, akan semakin rusak bahkan gizinya nyaris tanpa sisa. 

Pemanasan pada madu juga bisa mengakibatkan madu mengandung racun karena selama proses pemanasan madu bereaksi dengan panci/logam yang dipakai untuk pemanasan madu tersebut. Jelas ini merupakan penipuan karena sengaja merekayasa madu dari sangat encer/jelek menjadi lebih kental tapi gizinya semakin rusak dan bisa membahayakan konsumen.

Pemalsuan menyeluruh.
Madu yang dimaksud merupakan madu buatan/madu tiruan sehingga komposisi kimia yang terkandung dalam madu tiruan tersebut merupakan komposisi yang“diadakan”. Madu tiruan umumnya tidak ada kandungan madu aslinya/palsu 100%.
Bagaimana ciri madu rusak?
Jika madu asli telah mengalami fermentasi yaitu perubahan madu menjadi alkohol (etanol) yang ditandai dengan : adanya suara berdesis jika tutup botol dibuka (bergas), madu berbusa banyak/sangat banyak, wadah menggembung. Pada kasus kerusakan madu yang parah, madu berbusa tersebut bisa meleleh keluar sendiri ketika tutup botol dibuka atau bahkan bisa meletus sendiri karena takanan gas /alkhohol dalam madu. 

Madu sangat encer (kadar air 23-30 %), berbau tidak segar karena fermentasi, rasa berubah menjadi lebih kecut yang tidak normal, rasa kurang lezat dan terlalu panas di tenggorokan karena efek alkohol yang berlebih pada madu.

Madu dengan tanda-tanda di atas telah kehilangan zat gizi sehingga kurang layak dijual apalagi jika sampai dikonsumsi anak-anak dan orang yang pencernaannya lemah. Hal ini dikhawatirkan bisa membahayakan konsumen. Oleh karena itu, sebelum mengemas dan menjual madu, seharusnya  pengemas madu / produsen wajib memiliki ilmu yang memadahi seputar madu dan seluk beluknya agar tidak terjebak pada madu palsu atau madu asli tapi rusak baik sengaja atau tidak. 

Selain itu produsen harus memahami dan mematuhi standart mutu madu yang telah ditetapkan pemerintah dalam SNI 0135.45 – 2004. Agar tidak terjatuh pada pelanggaran hukum pemerintah dan terjatuh kedholiman terhadap konsumen. Setelah dipanen, madu kadar 23-30% umumnya hanya awet disimpan beberapa minggu atau beberapa bulan saja, jika tidak segera habis maka akan segera rusak atau terfermentasi.

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Madu Murni An-Nikmah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Madu an-NIKMAH
Proudly powered by Rudi Hartono